Kopi Bangka HD
Ukuran warung kopi ini kecil, 3 x 5 meter, cukup kecil untuk ukuran warung kopi pada umumnya. Tapi di Bangka, ini tidak masalah. Motor parkir berjejer dipinggir jalan, semua orang duduk dan di depannya ada kopi serta pisang goreng. Kata salah satu pengunjung yg kami tanya , “ sudah berapa tahun bapak mulai rajin nongkrong disini ? , sejak tahun 90an”. Ada bbrp orang yg kami jumpai jam7 habis antar anak sekolah ngopi, balik ke rumah jam 10 pagi ngasih makan burung atau ikan, jam 10.15 datang lagi ke warung kopi lagi. Lalu jemput anak sekolah jam 12, selepas makan siang balik lagi ke warung kopi kembali dan sampai sore. Kultur di kota bangka sangat kuat, kopi tarik atau kopi susu. sang pemilik warung angew bilang “ sehari kami habis 2kg kopi bubuk”. Ibarat lain ladang lain belalang sangat berlaku juga dalam warung kopi. Kalo mau bahas soal sepakbola, bisa ke warung kopi agong (red tak jauh dr warung angew). Kata salah satu pengunjung “ Kalo di warung ini OKJ" (obrolan kurang jelas). Tiba2 bahas sianida, lalu tiba2 bahas korupsi, dan tiba2 bahas perpanjang STNK. ( ga ada bahasan soal kopi,pascapanen, apalagi ngomongin warung sebelah). Di bangka sendiri ada bbrp roaster tradisional, mereka dapat kopi dari Lampung, jenis robusta. Lucunya, sang penyaji kopi sangat hapal satu sama lainya soal pesanan kopinya. Tak ada menu,semua dikerjakan dengan santai… “kalo bapak wartawan itu gulanya seujung sendok, kalo bapak makelar motor susunya sedikit, kalo pak seles kopi hitam tanpa gula”... Di bangka kami belajar banyak hal, handle coustomer, membentuk peminum loyal dan menjalin pertemanan dr secangkir kopi.