`Isyarat` dari Kelud Saat Malam Jumat Wage

25.02.2014
Dusun Kebon di Desa Besowo, Kepung, Kediri, Jawa Timur seakan mati. Tak ada manusia lalu lalang, jangkrik pun absen berderik. Sepi yang kontras dengan latar alam yang bergejolak. Malam itu, Kamis 13 Februari 2014, Gunung Kelud baru saja meletus. Jutaan meter kubik abu bercampur kerikil dan pasir tumpah. Di kejauhan, kilat sambar menyambar di antara kepulan asap dan lelehan lava, dentuman keras mirip suara ledakan tak kunjung berhenti. Mencekam. Sebuah mobil milik SAR memasuki jalanan dusun, menyorot lampu yang nyaris tak kuasa menembus pekatnya malam. Ada dua orang di dalamnya, Koordinator SAR Kecamatan Kepung, Deddy Kurniawan dan Mbah Wito, anggota Satpol PP Kecamatan Kandangan. Si Mbah jadi penunjuk jalan. Klakson mobil berkali-kali dibunyikan. Jadi penanda kehadiran. "Ada yang masih di dalam?!" teriak mereka berkali-kali. Hening. Tak ada sahutan. Beberapa saat kemudian, terdengar seruan lirih. Dari bibir seorang perempuan. Deddy dan Mbah Wito bergegas turun. Bermodalkan senter yang dibawa dari kantor kecamatan, mereka menembus derasnya abu, mendekati sumber suara. Ke sebuah rumah yang rusak berat dan beratap langit. Bumbungnya bolong. Belum jauh melangkah. Tiba-tiba muncul sesosok tubuh dengan tangan dan kaki menapak tanah. Merangkak. Dua relawan evakuasi terkesiap saat melihat wajah itu... putih, pucat, penuh kerut, dan berlumuran darah. Itu sosok seorang nenek. Ia tak kuat lagi berdiri setelah batu hampir sekepalan tangan yang dilontarkan Kelud menghancurkan genteng rumah dan jatuh membentur kepalanya. Perempuan sepuh yang tak sempat terbawa gelombang evakuasi warga yang panik. "Itu kepala penuh dengan darah. Mukanya sudah pucat, lemas, sungguh kasihan melihatnya," kata Dedy, menceritakan pertemuannya dengan sang nenek kepada Liputan6.com. Bergegas Dedi dan Mbah Wito segera menghampiri dan memapah tubuh renta itu menuju mobil yang terparkir 10 meter jauhnya. Darah masih mengucur dari kepala korban. Penyisiran dilanjutkan. Klakson terus dibunyikan, berharap korban lain yang terjebak di rumah mendengarnya. Satu per satu warga muncul, dengan kondisi serupa. Tubuh berbalut debu, pasir, juga darah. Total ada 8 orang, semua lanjut usia, yang dilarikan ke pos kesehatan terdekat di SMP 1 Kepung. Letusan Kelud malam itu berlangsung cepat dan tak terduga. Hanya selang 1 jam 35 menit setelah ditetapkan jadi Awas, gunung setinggi 1.731 meter itu erupsi. Jeda paling singkat dalam sejarah. Akibatnya, warga kalang kabut. "Cuma setengah jam dari meletus, batu dan pasir sudah turun. Padahal kami lagi sibuk menyelamatkan diri. Melihat itu warga jadi makin panik," kata salah satu warga kaki Kelud, Sunyoto (27). Kelud juga membuat seorang kakek bertubuh kurus, bingung. Ia ditemukan sedang berdiri termenung di depan rumahnya di Desa Sugih Waras. Di tengah guyuran abu matanya menatap nanar ke arah Kelud. "Terserah, Pak, dibunuh juga nggak apa-apa. Saya tetap di sini," ujar dia, seperti ditirukan Komandan Regu Brimob Iptu Kristo Tamba. Kakek itu pern

Похожие видео

Показать еще